Mencintai Sejantan ‘Ali #part1


Kali ini yang akan gue tulis gue ambil dari sebuah buku yang judulnya “Jalan Cinta Para Pejuang”

Check it out…

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yag tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah . karib kecilnya, putri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.

Kesantunannya, ibadahya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumuri isi perut unta. Ia bersihkan dengan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad bin Abdullah Sang Terpercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!

Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

            ‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaknya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallahu ‘Anbu.

                ‘Ali merasa diuji karena terasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukannya disisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti  ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikannya beliau menanti maut diranjangya.

                Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuan Da’wah Abu Bakr; Utsman, Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalah, Zubair, Sa’d ibn Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali. Lihatlah berapa banya budak muslim yang dibebaskan dari para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdulla ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi financial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ‘Ali haya pemuda miskin dari keluarga miskin.

“inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali. Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

                Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ‘Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

                Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yag gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengankat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah......

0 Response to "Mencintai Sejantan ‘Ali #part1"

Posting Komentar