part 2
Kali ini yang akan gue tulis gue ambil dari sebuah buku yang
judulnya “Jalan Cinta Para Pejuang”
Judul yang menarik, karena ngebahas tentang orang ganteng (gue) hmmmm.
Jujur gue sendiri bingung mau nulis judulnya tuh apa, mau nulis judul “Orang Yang Ganteng”, kesannya gue narsis banget, jadi yaudah deh gue tulis judul di atas, ya emang sih bernuansa sedikit “Ganteng”. Lets cek it auttttt…..
Pengalaman kali ini yang gue ceritain adalah tentang pengalaman gue waktu ES EM A, lebih tepatnya pengalaman saat pengambilan rapot.
Waktu gue kelas 10 tuh, gue lebih dikenal dengan orang yang “ganteng”, semester 1 gue dapet peringkat 30-an dari 40 siswa, dan gue berpikir “masih beradaptasi”.
Tapi walaupun begitu, gue cukup puas dengan nilai itu. Ya walaupun nilai rapot itu isinya adalah bahwa seluruh pelajaran IPS gue “Tidak Tuntas”, tapi yg IPA “TUNTAS”. Di situ gue berbangga hati “Gue emang otak anak IPA sih”.
Sampai pas semester 2, seluruh murid kelas 10 dipanggil keruang BK (gak semuanya langsung, tapi satu satu yang masuk) buat ngebicarain nilai semester 1. Dan giliran gue dipanggil.
Guru BK : “Agus…”
Gue : “Iya bu, saya sendiri..”
Guru BK : “Nilai IPS kamu gak tuntas semua”
Gue : “Iya bu saya emang gak pantes di IPS bu, tapi liat nilai IPA nya bu”
Guru BK : “IPA kamu tuntas semua emang, tapi….”
Gue : ”tapi apa bu?”
Guru BK : “tapi kalau mau masuk IPA, nilai IPA itu harus di atas 7 semua, lah ini nilai IPA di Rapotmu semuanya 6”
Gue : Jleb (kesamber petir)
Guru BK : ……
Gue : “kalo gitu IPS ajadeh bu saya”
Guru BK : “IPS? lah wong nilai IPS-mu semua gak tuntas”
(seinget gue dialognya kaya gini)
Dunia serasa kiamat, di IPA gue gak diterima, di IPS apalagi…… ya emang sih pada akhirnya gue masuk IPS di kelas 11.
Di kelas 11 itu pas pembagian rapot bayangan, gue dapet peringkat 1 (serius sumpah). Dunia ditangan gue, orang-orang bakal manggil gue dengan sebutan Agus-sama, atau ngga dengan sebutan tuan Agus. Dan emang sih kalo boleh jujur, gue males ngeluarin kemampuan gue pas kelas 10, makanya gue dapet peringkat 30-an (dengan gaya stay cool).
Dan emang sih pas pembagian rapot semester 1 itu, gue dapet peringkat 2. Tapi semua itu berubah…. Saat negara api menyerang.
Pas semester 2 kelas 11, tepat saat pembagian rapot bayangan lagi gue dapet peringkat 30-an lagi. Bumi gonjang-ganjing gara-gara hal itu.
Ujung-ujungnya dipertemukanlah lagi gue dengan “Guru BK”. Gue lupa dialognya, Cuma yang pasti dia itu cerita ke kelas-kelas tentang gue yang dapet peringkat 2 di semester 1, dan peringkat 30-an di semester 2. Guru BK nya sih ngomong ke kelas “ini buat pelajaran kalian semua”.
Hancur sudah reputasi gue…..
Dan setelah pulang, gue denger pendapat temen2 gue…
Ada yang bilang “beneran Agus dapet peringkat 2?!” (yang ini ngajak berantem)
Ada yang bilang “iya apa?! Pas kelas 10 aja Agus Lebih b*go dari gue” (apalagi yang ini, lebih ngajak berantem).
Hilang sudah panggilan Agus-sama dan juga Tuan Agus…. Ckckckck.
Ya emang sih, sebenernya gue nilai jelek gue itu gara-gara gue yang gak tahan dengan peringkat 10 besar atau semacamnya, gue lebih suka jadi orang yang biasa-biasa aja (dengan gaya steykul).
Sekian pengalaman gue, terima kasih.
yang gue bahas kali ini adalah bagaimana cara mendapatkan teman baru, lebih tepatnya cara ngajak kenalan.
Langsung aja :
1. Perkenalkanlah diri Anda terlebih dahulu kepada orang lain pada setiap kesempatan yang ada, baik di pesta atau pertemuan lain, di pesawat terbang, di tempat kerja, maupun di mana saja.
2. Pastikan orang yang Anda ajak berkenalan mendegar nama Anda dengan jelas.
3. Pastikan Anda dapat mengucapkan namanya sama seperti cara dia mengucapkannya.
4. Tulis namanya, dan pastikan Anda mengejanya dengan benar. Jika mungkin, dapatkan alamatnya dan nomor teleponnya juga.
5. Kirim surat pribadi, pesan pendek, atau telepon teman baru yang Anda rasa Anda ingin mengenalnya lebih baik. Ini adalah pokok yang penting.
6. Yang terakhir, tetapi tidak kurang pentingnya adalah mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada orang asing atau orang yang baru kita kenal.
Penerapan keenam prinsip ini sebenarnya adalah berpikir positif mengenai orang lain. Cari tahu tentang dia dan pastikan ia mengetahui siapa Anda.
Sumber : HIDUP PLUS! PRINSIP PLUS! Karya D.S. PRASETYONO
Seperti dengan judul di atas, kali ini gue akan ngebahas tentang “itu” di blog gue ini. Dimana maksud “itu” adalah sebutan lain untuk menyebut judul buat topik blog gue kali ini. Let’s check it out “itu”:
Daftar-daftar agar Anda disukai Orang Lain:
1. Belajarlah mengingat nama. Kelemahan pada titik ini menunjukkan bahwa perhatian Anda kurang.
2. Jadilah orang yang menyenangkan. Jangan kaku, jadilah orang yang luwes.
3. Milikki sikap santai dan rileks, sehingga Anda tidak mudah terganggu.
4. Jangan congkak. Hindari kesan bahwa Anda sok tahu.
5. Kembangkan sikap positif, sehingga orang akan mendapatkan sesuatu yang bernilai dari pergaulan mereka dengan Anda.
6. Usahakan mendapatkan unsur yang menonjol di dalam keperibadian Anda, bahkan yang mungkin tidak Anda sadari.
7. Berusahalah secara tulus untuk memperbaikki setiap kesalahpahaman yang pernah Anda alami atau sedang alami. Buanglah keluhan Anda.
8. Biasakanlah menyukai orang secar sungguh-sungguh.
9. Jangan pernah melewatkan kesempatan mengatakan atas prestasi siapa pun, atau menyatakan simpati akan penderitaan atau kekecewaan orang lain.
10. Berikan kekuatan spiritual kepada orang lain, dan mereka akan memberikan kasih yang tulus kepada Anda.
Persahabatan tidak dapat dibeli. Ketika kita berusaha melakukannya, kita rugi dengan 2 (dua) cara:
1. Kita memboroskan uang
2. Kita menghina orang yang dituju
Semoga yang udah ngebaca “itu” bisa lebih banyak dapet yang namanya teman, sekian dan terima kasih “itu” mengundurkan diri. Wassalam
Sumber : HIDUP PLUS! PRINSIP PLUS! Karya D.S. Prasetyono
1. Anda harus “cukup” teratur
Anda hanya harus menghadapi beberapa jenis sistem yang Anda pahami sehingga kalau Anda harus meletakkan jari pada sehelai kertas penting, Anda bisa melakukannya segera dan tanpa merasa tidak nyaman. Itulah kuncinya. Orang-orang yang berkata bahwa mereka “cukup terorganisasi dan dapat menemukan apa yang [mereka] perlukan dengan cepat” lebih bahagia daripada mereka yang tidak dan mereka yang tidak bisa.
2. Anda harus membayar tagihan saat tagihan itu datang alih-alih mengumpulkannya.
Orang-orang yang membayar tagihan mereka begitu datang daripada mengumpulkan dan membayarnya sebulan sekali lebih bahagia.
3. Anda harus menyimpan nota pengeluaran Anda
Penelitian kami menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan hal ini menjadi lebih bahagia. Hal itu akan membantu Anda terfokus pada ke mana perginya semua uang Anda.
4. Anda harus menabing setidaknya 5% dari penghasilan rumah tangga Anda.
Orang-orang yang berusaha menabung lebih bahagia. Ada hubungan yang cukup kuat antara sepenuhnya menabung dan berinvestasi serta merasa bahagia dengan keuangan Anda. Namun, berusahalah menyisihkan setidaknya 5% penghasilan Anda dan kekuatan hubungan itu memudar. Belajarlah pelan-pelan, naikkan konstribusi Anda menjadi 6%, lalu 7, lalu 8, sampai Anda mencapi tingkat yang memungkinkan Anda menyisihkan cukup banyak untuk membiayai masa depan Anda.
5. Anda harus melindungi keluarga Anda (dan diri Anda sendiri)
Melakukan semua yang bisa Anda lakukan untuk melindungi keluarga Anda (dan diri Anda sendiri) dari kesulitam keuangan di masa depan juga merupakan bagian penting dari kebahagian keuangan.
6. Anda harus meminimalkan utang kartu kredit
Kalau Anda bisa menghindarkan hidup Anda dari utang kartu kredit—yang artinya menjaga keseimbangan kartu Anda sehingga Anda tidak keteteran setiap bulannya—kemungkinan besar Anda menjadi lebih bahagia secara keuangan, dan karenana menjadi bahagia secara keseluruhan.
7. Anda harus melakukan sesuatu bagi orang lain
8. Anda harus peka dalam membelanjakan uang
9. Anda harus mulai berusaha mencapai sasaran Anda
10. Anda harus berkomunikasi
Sumber : You Don’t Have to be Rich karya Jean Chatzky
1. Melihat Apa yang Anda Inginkan
Visualisasi adalah langkah nomor satu. Bayangkanlah diri Anda—bahagia—5 atau 10 atau 25 tahun lagi. Lakukanlah dengan spesifik. Lakukanlah dengan jelas . satu alasan besar mengapa orang gagal meraih sasaran adalah karena sasaran itu tidak jelas untuk bisa dimulai. Anda perlu mengerti: Ada di mana Anda? Apa yang sedang Anda lakukan? Anda sedang dengan siapa? Bagaimana Anda bisa sampai di sana?
2. Tulislah sasaran-sasaran Anda
Seperti semua ide bagus, sasaran juga perlu ditulis sehingga dapat Anda acu setiap saat. Anda mungkin memutuskan untuk mengubahnya, atau mengabaikannya. Itu adalah hak Anda, namun untuk permulaan, hal-hal itu perlu ditulis.
3. Ubahlah sasaran Anda menjadi rencana tindakkan
Begitu mendapatkan sebuah sasaran, Anda perlu membayangkan langka-langkah apa yang akan perlu Anda ambil untuk mencapainya. Hal itu berarti memecahnya menjadi bagian-bagian yang bisa dikelola. Katakanlah sasaran Anda adalah menabung $5,000 sepanjang tahun depan. Semua nol yang melekat itu kedengarannya mengintimidasi. Namun, menabung $100 seminggu selama lima puluh minggu tidaklah terlalu berat. Lebih lanjut, kalu Anda tahu Anda bisa memennuhi sejumlah uang itu dengan menghentikan klub kesehatan mahal yang tidak pernah Anda datangi juga ($35), mengurangi sekali makan keluar dalam seminggu ($40), dan membiayai ulang pinjaman mobil Anda ($25), sasaran Anda menjadi jelas.
4. Memahami waktu yang terlibat
Orang-orang menjadi lucu saat waktu mejadi pertimbangan. Kira sering kali berlebihan dalam memperkirakan berapa banyak yang bisa kita capai dalam sehari, tetapi secara umum kita meremehkan berapa banyak yang bisa kita capai dalam setahun kalau kita hanya melihat sedikit kemajuan seriap harinya. Hal itu entah Anda mengajari seorang anak berenang, megubah lahan tidak terpakai menjadi kebun sayuran, menulis buku, atau sekali—sekali lagi—mencoba kehilangan 5 kilogram. Perbaikkan secara cepat jarang berhasil. Menyiapkan sebuah tes dengan ngebut memplajarinya malam sebelumnya hamper tidak pernah sama efektifnya dengan menghadiri kelas secara teratur dan secara tenang mengulang catatan Anda.
Sumber : You Don’t Have to be Rich karya Jean Chatzky hal 100-102